Apa Itu Risiko Inflasi ?
Risiko inflasi, juga disebut risiko daya beli, yaitu peluang bahwa arus kas dari investasi tidak akan bernilai sebanyak di masa depan alasannya yaitu perubahan daya beli alasannya yaitu inflasi. Risiko inflasi mengacu pada risiko bahwa inflasi akan merusak kinerja investasi. Melihat hasil tanpa memperhitungkan inflasi yaitu pengembalian nominal. Nilai yang harus dikhawatirkan oleh investor yaitu daya beli, yang disebut sebagai pengembalian riil.
Risiko inflasi yaitu risiko yang diambil oleh investor dikala memegang uang tunai atau berinvestasi dalam aset yang tidak terkait dengan inflasi. Risikonya yaitu bahwa nilai tunai akan berkurang oleh inflasi. Sebagai contoh, jikalau seorang investor memegang 40% dari portofolio tunai $ 1.000.000 dan inflasi berjalan pada 5%, nilai tunai portofolio akan kehilangan $ 20.000 per tahun ($ 1 juta x 0,4 x 0,05) alasannya yaitu inflasi.
Kinerja portofolio sehabis inflasi diperhitungkan disebut 'pengembalian nyata'. Inflasi sanggup mengikis nilai pengembalian. Katakanlah seorang investor memegang obligasi pemerintah yang membayar 2% per tahun tetapi inflasi 5%, secara riil mereka akan kehilangan 3% per tahun dan ketika obligasi mencapai jatuh tempo pembayaran nilai selesai akan dikurangi oleh inflasi.
![]() |
img by youtube.com |
Mengapa itu penting:
Meskipun rekor inflasi tahun 1970-an yaitu sejarah, risiko inflasi masih menjadi kekhawatiran umum bagi pendapatan investor. Inflasi menjadikan uang kehilangan nilainya, dan investasi apa pun yang melibatkan arus kas dari waktu ke waktu dihadapkan pada risiko inflasi ini. Konsekuensi dari ini sanggup menjadi serius: Investor mendapat pengembalian yang lebih rendah dari yang ia harapkan semula, dalam beberapa kasus menjadikan investor menarik beberapa pokok portofolio jikalau ia bergantung padanya untuk mendapat penghasilan.
Penting untuk dicatat bahwa risiko inflasi bukanlah risiko bahwa akan ada inflasi, itu risiko bahwa inflasi akan lebih tinggi dari yang diharapkan. Ini yaitu salah satu alasan investor dan analis berspekulasi banyak wacana tingkat inflasi dan indikator studi ibarat kurva hasil untuk mencicipi ke mana arah tingkat inflasi. Sebagai contoh, banyak ekonom percaya bahwa kurva hasil normal yang curam berarti investor mengharapkan inflasi yang lebih tinggi di masa depan dan kurva hasil yang terbalik tajam berarti investor mengharapkan inflasi yang lebih rendah.
Posting Komentar untuk "Apa Itu Risiko Inflasi ?"